STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING
A.
Latar Belakang
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk
mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh
tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya
memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak
didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan
masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran
hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga
pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku
kurang baik menjadi baik.
Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya
untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang
dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi
belajar aktif (active learning strategy).
B. Strategi Pembelajaran
Aktif (Active Learning Strategy)
1. Pengertian
1. Pengertian
Sebelum
ke pengertian strategi pembelajaran aktif syarat yang perlu siswa dapatkan pada
saat pembelajaran adalah membuat mereka
merasa flow terhadap apa
yang akan mereka pelajari. Lalu apa pengertian dari Flow itu. Flow
adalah Keadaan sadar yang di mana di dalamnya seseorang betul – betul terhanyut
dalam sebuah aktifitas sehingga mereka
lupa akan waktu yang telah berlalu bahkan lupa dimana kita berada. Anak didik
biasanya Flow ketika sedang menggambar atau bermain kartu.
Pengertian Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan
untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik,
sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai
dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran
aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak
didik agar tetap tertujupadaprosespembelajaran
Menurut beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak
didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984)
menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar
40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie
(1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perthatian siswa dapat
mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.
Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Konfucius:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Konfucius:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran.
Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.
Dari uraian di atas
dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan pembelajaran Active learning
(belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran konvensional, yaitu :
Pembelajaran konvensional
|
Pembelajaran Active learning
|
·
Berpusat pada guru
·
Penekanan pada menerima
·
Kurang menyenangkan
·
Kurang memberdayakan semua indera dan potensi anak
didik
·
Menggunakan metode yang monoton
·
Kurang banyak media yang digunakan
|
·
Berpusat pada anak didik
·
Penekanan pada menemukan
·
Sangat menyenangkan
·
Membemberdayakan semua indera dan potensi anak didik
·
Menggunakan banyak metode
·
Menggunakan banyak media
|
Perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi pembelajaran active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di kelas.
Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggta kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi.
C.
METODE – METODE
PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
1.
Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik)
Metode Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari
tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan
potensi yang mereka miliki.
Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan
partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa
yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya
melalui percakapan.
Prosedur :
1. Bagikan kartu kosong kepada siswa
2. Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari
1. Bagikan kartu kosong kepada siswa
2. Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari
3. Putarlah kartu
tersebut searah keliling jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan pada peserta
berikutnya, peserta tersebut harus membacanya dan memberikan tanda cek di sana
jika pertanyaan yang sama yang mereka ajukan
4. Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta telah memeriksa semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut. Fase ini akan mengidentifikasi pertanyaan mana yang banyak dipertanyakan. Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan :
a. Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berani
b. Menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai waktu yang tepat
c. Meluruskan pertanyaan yang tidak menunjukkan suatu pertanyaan
5. Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak memperoleh suara terbanyak
6. Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan berikutnya.
Variasi :
1. Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat memberikan kartu pada siswa, buatlah kelas menjadi sub- kelompok dan lakukan instruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan
2. Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta menulis harapan mereka dan atau mengenai kelas, topik yang akan anda bahas atau alasan dasar untuk partisipasi kelas yang akan mereka amati.
3. Variasi dapat pula dilakukan dengan meminta peserta untuk memeriksa dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut, sehingga fase ini akan dapat mengidentifikasi pertanyaan mana yang mendapat jawaban terbanyak, sebagai indikasi penguasaan anak terhadap objek yang dipertanyakan
4. Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta telah memeriksa semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut. Fase ini akan mengidentifikasi pertanyaan mana yang banyak dipertanyakan. Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan :
a. Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berani
b. Menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai waktu yang tepat
c. Meluruskan pertanyaan yang tidak menunjukkan suatu pertanyaan
5. Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak memperoleh suara terbanyak
6. Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan berikutnya.
Variasi :
1. Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat memberikan kartu pada siswa, buatlah kelas menjadi sub- kelompok dan lakukan instruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan
2. Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta menulis harapan mereka dan atau mengenai kelas, topik yang akan anda bahas atau alasan dasar untuk partisipasi kelas yang akan mereka amati.
3. Variasi dapat pula dilakukan dengan meminta peserta untuk memeriksa dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut, sehingga fase ini akan dapat mengidentifikasi pertanyaan mana yang mendapat jawaban terbanyak, sebagai indikasi penguasaan anak terhadap objek yang dipertanyakan
2. Reconnecting
(menghubungkan kembali)
Metode
reconnecting (menghubungkan kembali) ini digunakan untuk mengembalikan
perhatian anak didik pada pelajaran setelah beberapa saat tidak melakukan
aktivitas tersebut.
Prosedur
:
1. Ajaklah anak didik kembali kepada pelajaran. Jelaskan pada anak didik bahwa menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran dengan pengetahuan anak akan memberi makna yang berarti.
2. Tentukan satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada para peserta didik :
• Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita ? apa saja yang masih bertahan dalam diri anda ?
• Sudahkah anda membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang dirangsang oleh pelajaran terakhi kita ?
• Pengalaman menarik apa yang telah anda miliki di antara pelajaran-pelajaran?
• Apa saja yang ada dalam pikiran anda sekarang (misal nya sebuah kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan anda untuk memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?
• Bagaimana perasaan anda hari ini? (Dapat dilakukan dengan memberikan metafor, seperti “Saya merasa bagaikan pisang busuk
3. Dapatkan respons dengan menggunakan salah satu format, seperti sub-kelompok atau pembicara dengan urutan panggilan berikutnya
4. Hubungkan dengan topik sekarang
Variasi :
1. Lakukan sebuah ulasan tentang pelajaran yang telah lalu
2. Sampaikan dua pertanyaan, konsep atau sejumlah informasi yang tercakup dalam pelajaran yang lalu. Mintalah peserta didik untuk memberikan suara terhadap sesuatu yang paling mereka sukai agar anda mengulas pelajaran tersebut. Ulaslah pertanyaan, konsep, atau informasi yang menang.
1. Ajaklah anak didik kembali kepada pelajaran. Jelaskan pada anak didik bahwa menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran dengan pengetahuan anak akan memberi makna yang berarti.
2. Tentukan satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada para peserta didik :
• Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita ? apa saja yang masih bertahan dalam diri anda ?
• Sudahkah anda membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang dirangsang oleh pelajaran terakhi kita ?
• Pengalaman menarik apa yang telah anda miliki di antara pelajaran-pelajaran?
• Apa saja yang ada dalam pikiran anda sekarang (misal nya sebuah kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan anda untuk memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?
• Bagaimana perasaan anda hari ini? (Dapat dilakukan dengan memberikan metafor, seperti “Saya merasa bagaikan pisang busuk
3. Dapatkan respons dengan menggunakan salah satu format, seperti sub-kelompok atau pembicara dengan urutan panggilan berikutnya
4. Hubungkan dengan topik sekarang
Variasi :
1. Lakukan sebuah ulasan tentang pelajaran yang telah lalu
2. Sampaikan dua pertanyaan, konsep atau sejumlah informasi yang tercakup dalam pelajaran yang lalu. Mintalah peserta didik untuk memberikan suara terhadap sesuatu yang paling mereka sukai agar anda mengulas pelajaran tersebut. Ulaslah pertanyaan, konsep, atau informasi yang menang.
3. WHO IN THE CLASS?
Metode ini digunakan untuk memecahkan kebekuan suasana dalam kelas. Teknik ini lebih mirip dengan perburuan terhadap teman-teman di kelas daripada terhadap benda. Strategi ini membantu perkembangan pembangunan team (team building) dan membuat gereakan fisik berjalan tepat pada permulaan gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan sebuah perjalanan.
Prosedur:
1. Buatlah 6 sampau 10 pertanyaan deskriptif untuk melengkapi frase : Carilah seseorang yang…………
Suka/senang menggambar
Mengetahui apa yang dimaksud rebonding
Mengira bahwa hari ini akan hujan
Berperilaku baik
Telah mengerjakan PR
Punya semangat kuat dalam belajar
dll
2. Bagikan pernyataan-pernyataan itu kepada peserta didik dan berikah beberapaperintah berikut :
1. Buatlah 6 sampau 10 pertanyaan deskriptif untuk melengkapi frase : Carilah seseorang yang…………
Suka/senang menggambar
Mengetahui apa yang dimaksud rebonding
Mengira bahwa hari ini akan hujan
Berperilaku baik
Telah mengerjakan PR
Punya semangat kuat dalam belajar
dll
2. Bagikan pernyataan-pernyataan itu kepada peserta didik dan berikah beberapaperintah berikut :
Kegiatan ini seperti sebuah perburuan binatang, kecuali bahwa anda mencari orang sebagai pengganti benda. Ketika saya berkata “mulai” kelilingilah ruangan dengan mencari orang-orang yang cocok dengan pernyataan ini. Anda bisa menggunakan masing-masing orang hanya untuk sebuah pernyataan, meskipun dia memiliki kecocokan lebih dari satu. Tulislah nama orang tersebut
3. ketika kebanyakan peserta didik telah selesai, beri tanda stop berburu dan kumpulkan kembali ke kelas.
4. guru dapat menawarkan sebuah hadiah penghargaan teradap orang yang selesai pertama kali. Yang lebih penting surveilah kelas tersebut. Kembangkan diskusi singkat tentang beberapa bagian yang mungkin merangsang perhatian dalam topik pelajaran.
4.
PREDICTION (PREDIKSI)
Metode ini dapat membantu para siswa menjadi kenal satu sama lain
Metode ini dapat membantu para siswa menjadi kenal satu sama lain
Prosedur :
1. bentuklah sub-sub kelompok dari 3 sampai 4 orang siswa (yang relatif masih asing satu sama lain)
2. beritahukan pada peserta didik bahwa pekerjaan mereka adalah meramalkan bagaimana masing-masing orang dalam kelompoknya akan menjawab pertanyaan tertentu yang telah dipersiapkan untuk mereka, seperti :
a. kamu menyukai musik apa?
b. Apa di antara kegiatan waktu luang favorit anda?
c. Berapa jam kamu bisa tidur malam?
d. Berapa saudara kandung yang kamu miliki dan kamu berada pada urutan berapa?
e. Di mana kamu dibesarkan?
f. Seperti apa kamu ketika masih kecil?
g. Apakah orang tua kamu bersikap toleran atau ketat?
h. Pekerjaan apa yang telah kamu miliki?
3. mintalah sub-sub kelompok mulai dengan memilih satu orang sebagaoi subyek pertamanya. Dorong anggota kelompok se spesifik mungkin dalam prediksi mereka mengenai orang itu. Beritahukan mereka agar tidak takut tentang tebakan-tebakan yang berani.
4. mintalah masing-masing anggota kelompok bergiliran sebagai orang fokus/utama.
1. bentuklah sub-sub kelompok dari 3 sampai 4 orang siswa (yang relatif masih asing satu sama lain)
2. beritahukan pada peserta didik bahwa pekerjaan mereka adalah meramalkan bagaimana masing-masing orang dalam kelompoknya akan menjawab pertanyaan tertentu yang telah dipersiapkan untuk mereka, seperti :
a. kamu menyukai musik apa?
b. Apa di antara kegiatan waktu luang favorit anda?
c. Berapa jam kamu bisa tidur malam?
d. Berapa saudara kandung yang kamu miliki dan kamu berada pada urutan berapa?
e. Di mana kamu dibesarkan?
f. Seperti apa kamu ketika masih kecil?
g. Apakah orang tua kamu bersikap toleran atau ketat?
h. Pekerjaan apa yang telah kamu miliki?
3. mintalah sub-sub kelompok mulai dengan memilih satu orang sebagaoi subyek pertamanya. Dorong anggota kelompok se spesifik mungkin dalam prediksi mereka mengenai orang itu. Beritahukan mereka agar tidak takut tentang tebakan-tebakan yang berani.
4. mintalah masing-masing anggota kelompok bergiliran sebagai orang fokus/utama.
5.
Tv Komersial
Metode ini dapat menghasilkan pembangunan team (team building) yang cepat
Prosedur :
1. bagilah peserta didik ke dalam team yang
tidak lebih dari 6 anggota
2. mintalah team-team membuat iklan TV 30 detik yang meniklankan masalah pelajaran dengan menekankan nilainya bagi meraka atau bagi dunia
3. iklan hendaknya berisi sebuah slogan (sebagai contoh “Lebih baik hidup dengan ilmu Kimia”) dan visual (misalnya, produk-produk kimia terkenal)
4. jelaskan bahwa konsep umum dan sebuah outline dari iklan tersebut sesuai. Namun jika team ingin memerankan iklannya, hal tersebut baik juga.
5. sebelum masing-masing team mulai merencanakan iklannya, maka diskusikan karakteristik dari beberapa iklan yang saat ini terkenal untuk merangsang kreatifitas (misalnya penggunaan sebuah kepribadian terkenal, humor, perbandingan terhadap persaingan, daya tarik sex)
6. mintalah masing-masing team menyampaikan ide-idenya. Pujilah kreatifitas setiap orang.
2. mintalah team-team membuat iklan TV 30 detik yang meniklankan masalah pelajaran dengan menekankan nilainya bagi meraka atau bagi dunia
3. iklan hendaknya berisi sebuah slogan (sebagai contoh “Lebih baik hidup dengan ilmu Kimia”) dan visual (misalnya, produk-produk kimia terkenal)
4. jelaskan bahwa konsep umum dan sebuah outline dari iklan tersebut sesuai. Namun jika team ingin memerankan iklannya, hal tersebut baik juga.
5. sebelum masing-masing team mulai merencanakan iklannya, maka diskusikan karakteristik dari beberapa iklan yang saat ini terkenal untuk merangsang kreatifitas (misalnya penggunaan sebuah kepribadian terkenal, humor, perbandingan terhadap persaingan, daya tarik sex)
6. mintalah masing-masing team menyampaikan ide-idenya. Pujilah kreatifitas setiap orang.
D.
KESIMPULAN
Pembelajaran
aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua
potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai
hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka
miliki.
Walaupun pembelajaran aktif ini
kelihatanya menyenangkan namun apabila pembelajaran ini tidak di bimbing oleh
guru yang kreatif dan inovatif maka pembelajaran ini pun akan sia – sia karena
siswa pun akan menjadi bosan apabila guru yang menjelaskan pembelajaranya hanya
apa adanya
Oleh : ANGGA PRIATNA
OPAN RACHMAN HAKIM
UJANG MUHTAR
M. ILHAM
SULAEMAN RASYID dari Berbagai sumber diantaranya Goole search Strategi pembelajaran aktif . Html